AIR MATA KEIMANAN


Air mata yang mengalir melintasi kedua pipi merupakan gambaran perasaan hati seseorang. Itulah yang disebut dengan menangis. Suatu hari Aisyah RA menangis, lalu ditanya oleh Rasulullah SAW, “Apa yang menyebabkanmu menangis, wahai Aisyah?” Ia menjawab, ‘Setiap kali teringat neraka, aku selalu menangis. Apakah engkau ingat kepada keluargamu di hari kiamat nanti wahai Rasulullah?’
Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga tempat di mana manusia tidak akan teringat kepada sesamanya. Pertama, ketika kitab catatan amal manusia diterbangkan, di waktu itu seseorang tidak tahu apakah kitab itu diberikan dari arah kanan atau kirinya? Kedua, ketika ditegakkan timbangan amal (mizan) sehingga seseorang mengetahui berat atau ringan timbangan amal baiknya. Ketiga, ketika berada di jembatan penyeberangan (as-shirat) sehingga seseorang mengetahui apakah dia berhasil atau malah terperosok ke dalam api neraka.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan sebab-sebab seseorang menangis: menangis karena kasih sayang; karena takut; karena cinta; karena gembira; karena cemas; karena sedih; karena merasa hina; karena kemunafikan; karena pamrih; karena ikut-ikutan; dan menangis karena sebab yang lainnya.
Sedangkan menangisnya Aisyah RA tersebut merupakan tangisan yang berasal dari suara hati karena dorongan iman, lalu diwujudkan dengan tindakan. Inilah tetesan air mata yang akan mampu memadamkan panasnya samudera api neraka.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah mata seseorang meneteskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Apabila air matanya mengalir melintasi pipi maka wajahnya tidak akan terkotori oleh debu kehinaan. Apabila seseorang pada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan dirahmati. Tidaklah ada sesuatupun yang tidak mempunyai kadar dan batasan kecuali air mata, sesungguhnya air mata itu dapat memadamkan lautan api neraka.”
Dalam sabdanya yang lain, “Ada dua bola mata (manusia) yang tidak akan tersentuh oleh api neraka, mata yang menangis di waktu malam hari karena takut kepada Allah dan bola mata yang menjaga pasukan fi sabilillah di malam hari.”
Sedangkan sesuatu yang dapat menyelamatkan diri dari perbuatan dosa adalah rasa takut kepada Allah akan azab api neraka. Rasa takut ini yang mendorong seseorang untuk selalu menghindar dan berhati-hati terhadap amalan yang dimurkai Allah SWT.
Karena itu, Ali bin Abi Thalib berpesan, ”Wahai anak Adam, janganlah kalian merasa bangga karena kekayaan, jangan berputus asa karena kefakiran, jangan merasa sedih karena cobaan, dan janganlah kalian berbahagia karena kelapangan. Sesungguhnya bagi orang saleh itu semua adalah cobaan. Kalian tidak mungkin dapat menggapai apa yang kalian idam-idamkan kecuali dengan cara menahan hawa nafsu. Sekali-kali kalian tidak akan meraih apa yang kalian cita-citakan kecuali kalian bersabar terhadap apa yang kalian benci. Maka curahkanlah potensimu dalam menjalankan kewajiban Allah atas dirimu.”Wallahu a’lam.

Ringtone Al-Qur'an atau Adzan, Boleh gak sih?

yaasiiin,,,wal qur'anil hakim,,,innakalaminal mursaliin,,,cnut,,,halo assalamu'alaikum....
eh, surat yasiin nya kok tiba-tiba berhenti?

Salam hangat sahabat dakwah, sudah lama sekali admin Jalan Dakwah tidak bertegur sapa dengan sahabat dakwah sekalian, karena alhamdulillah sedang diberi kesibukan lain oleh Allah SWT :).

Dari cuplikan tulisan diatas, sahabat dakwah pasti pernah mengalaminya, mendapati seseorang menggunakan ayat al-Qur'an sebagai Ringtone di HP nya, atau jangan-jangan sahabat dakwah sendiri yang menjadi oknumnya, hahahha,,,sudah mulai senyum-senyum sendiri.

Nah, postingan kali ini Jalan Dakwah akan me-refresh kembali pengetahuan kita tentang hukum penggunaan ayat suci Al-Qur'an sebagai nada dering / Ringtone HP,,,boleh ga sih? let's Check it out....

Pertanyaan:
Assalamu'alaikum,
Apakah hukumnya menggunakan nada dering Handphone dengan bacaan surah Al Quran?

Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Kami akan cuba menjawab pertanyaan anda dengan kadar kemampuan yang ada, InSyaAllah.

Penggunaan nada dering bacaan al-Quran awalnya telah diharamkan oleh Majlis Fatwa Ulama’ Arab Saudi pada 17 Nov 2007 didalam syura' yang dihadiri oleh 70 orang perwakilan fiqh dunia dan majlis tersebut diketuai oleh Mufti Besar Arab Saudi Shiekh Abdul Aziz Ali al-Syeikh. Menurut ulama yang menghadiri syura' tersebut :
 “Ia memalukan dan menjatuhkan kedudukan ayat-ayat al-Quran apabila ayat al-Quran yang didengarkan itu secara tiba-tiba ia terhenti, atau yang mendengar mengabaikan bacaan tersebut. Sebaliknya, jika ayat-ayat al-Quran disimpan didalam handphone bertujuan untuk didengarkan merupakan satu amalan yang mulia (dan bukan untuk nada dering)”.
Pada hari Kamis, 12 November 2009 pula, Akademi Penelitian Islam, yang diketuai oleh Shiekh Dr Mohamed Sayed Tantawi rh. mengharamkan penggunaan al-Quran sebagai nada dering dengan pernyataan beliau :
 “Ia merupakan penyalah gunaan al-Quran, tidak bertepatan dengan keAgungan dan kemuliaanya”.
Menurut sekretaris Akademi tersebut, al-Azhar telah mengikuti keputusan yang ditetapkan oleh ahlinya Sheikh Mustafa Shaka yang menyeru pihak al-Azhar mengharamkan penggunaan al-Quran sebagai nada dering. Keputusan dibuat atas dasar “ayat2 yang digunakan tidak sesuai dengan keAgungan al-Quran. Ayat-ayat yang dibacakan pun tidak habis / putus.” Al-Azhar juga telah mengarahkan pihak Telco di Mesir mengharamkan penggunaan al-Quran sebagai nada dering.

Sheikh Dr Mahmoud Ashour berkata “ayat-ayat al-Quran tidak diturunkan dari syurga untuk digunakan sebagai ringtone atau sebagai sesuatu yang tidak ada nilai dari aspek keAgungan dan status al-Quran itu sendiri”. Menurut beliau lagi, “orang tidak akan menumpukan perhatian kepada bacaan al-Quran apabila ia berbunyi, karena nada dering itu dijadikan sebagai bahan peringatan apabila terjadinya sambungan, dan tidak sesuai langsung al-Quran mengganti tempat nada dering atau deringan musik”.

Darul Ulum Deoband India juga telah mengharamkan al-Quran sebagai nada dering melalui Juru Bicaranya Mohammed Asumin Qazmi mengatakan bahwa ayat-ayat al-Quran bukanlah bertujuan menghibur. “Seseorang yang mendengar al-Quran hendaklah dia mendengar sehingga habis dengan tawadhu’ dan tadabbur. Jika ia digunakan sebagai nada dering, tiba-tiba ditutup semasa bacaan, maka sangatlah tidak Islamik perbuatan tersebut”.

Kesimpulan dari sebab-sebab pengharaman al-Quran sebagai nada dering adalah :-
  1. Kedudukan ayat-ayat al-Quran yang Agung dan Mulia tidak sesuai dijadikan sebagai nada dering.
  2. Nada dering bacaan al-Quran itu biasanya tidak dihirau bacaannya, sedangkan menurut syara’, apabila ayat-ayat al-Quran dibacakan, hendaklah yang mendengar itu diam dan mendengarnya.
  3. Bacaan al-Quran pada nada dering biasanya bacaan tersebut terhenti atau terputus apabila telepon tersebut “diangkat”. Ayat al-Quran hendaklah dibaca secara penuh.
  4. Adakalanya, nada dering bacaan dibunyikan pada tempat-tempat yang kotor seperti toilet!! Haram bacaan al-Quran didalam toilet.
Pengharaman nada dering bacaan al-Quran termasuklah bunyi Adzan.
Wallahu a'lam bishawab. :)

Nah, sahabat dakwah yang saya cintai, sudah paham kan asal muasal tidak diperbolehkannya kita untuk menggunakan ayat suci al-Qur'an sebagai nada dering handphone?, jadi, mulai sekarang mari kita ganti nada dering, jangan pergunakan lagi ayat suci al-Qur'an :).

Baiklah, cukup sekian sharing Jalan Dakwah kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Sampaikanlah Walau Satu Ayat....Salam Pejuang Dakwah.

Sumber : http://myibrah.com/

Puasa di Bulan Rajab, ada tidak ya?

Bismillahirrahmanirrohim, assalammualaikum sahabat dakwah, uda mau masuk bulan rajab nih... banyak dari teman2 mengingatkan puasa pada bulan ini, tapi amalan puasa di bulan ini benar atau tidak ya? let's checked this out, semoga bermanfaat ^^


Pada dasarnya, puasa itu disyariatkan dan dibolehkan di seluruh hari, di seluruh bulan dalam setahun, kecuali pada hari-hari dan bulan-bulan yang dilarang berpuasa.
Contoh puasa yang di sunnahkan; puasa senin kamis, puasa asyuro’, puasa 9 hari awal bulan dzulhijjah, puasa Daud, puasa arofah, puasa setengah awal bulan sya’ban.
Puasa yang dilarang; puasa dua hari raya, puasa  hari Tasyriq, atau puasa di waktu haid. Sedangkan puasa pada bulan Ramadhan ialah suatu kewajiban yang tidak bias ditawar-tawar.

Puasa Bulan Rajab
Adapun puasa di bulan rajab memang ada dalil pen-syariatannya, artinya dibolehkan. Dibolehkan atas dalil umum; yaitu dalil keutamaan berpuasa di bulan-bulan haram, dan bulan rajab ialah termasuk dari 4 bulan Haram tersebut. (bulan haram: Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom, Rajab)

Bahkan dalam Kitabnya “Nailul Author”, Imam Syaukani mengatakan bahwa kebolehan puasa pada bulan-bulan Haram yang didalamnya termasuk bulan rajab ialah suatu Ijma’ Ulama.

Adapun dalil yang mengkhususkan keutamaan puasa pada bulan rajab memang ada dan bisa dibilang banyak, namun status hadits-hadits tersebut Dho’if (lemah) dan Maudhu’ atau palsu. Tidak ada satupun hadits tentang keutamaan puasa di bulan Rajab ini yang statusnya shohih ataupun Hasan, Ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al’Asqolani dalam kitabnya “Tabyinul-‘Ujbi Bima Waroda Fi Syahri Rojab”.

Diantara hadits-hadits tersebut ialah:
1      Dari Anas Bin Malik: “sesungguhnya dalam surga ada sungai yang bernama ‘Rajab’, airnya lebih putih dari susu, dan lebih manis dari madu, barang siapa yang bepuasa pada salah satu hari bulan Rajab, Allah akan meminumkan untuknya dari air sungai rajab itu”

2.     Abu said Al-Khudri ra, Rasul SAW bersabda: “barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka ia akan mendapatkan keridhoan Allah yang besar… barang siapa yang berpuasa 2 hari, ia akan mendapatkan 2 kali lipat pahala, dan satu lipatnya itu bagaikan gunung-gunung di bumi. Dan barang siapa yang berpuasa 3 hari, Allah akan membuatkan untuknya penghalang antara ia dan neraka dengan sebuah parit, yang panjangnya perjalanan selama setahun…………….(dan seterusnya, maaf tidak diteruskan penulisannya karena panjang sekali).


     Barang siapa yang berpuasa pada bulan rajab selama 3 hari, ia bagaikan berpuasa selama sebulan, dan barang siapa yang berpuasa 7 hari, ditutup baginya pintu neraka, dan siapa yang berpuasa 8 hari, dibukakan untuknya 8 pintu surga, siapa yang berpuasa setengah bulan rajab, Allah menuliskan untuknya RidhoNya, dan siapa yang mendapat Ridho Allah ia tidak akan di siksa, dan siapa yang berpuasa sebulan rajab penuh, ia akan dihisab dengan hisab yang ringan.”
   
Hadits-hadits tersebut dan juga hadits-hadits lain yang membicarakan tentang keutamaan puasa pada bulan Rajab itu semua hadits yang lemah dan bahkan banyak juga yang Maudhu’ atau palsu. Artinya tidak dapat dijadikan dalil dan hujjah. (Ibnu Hajar / Tabyiinul-‘Ujb)

Dilarang Mengkhususkan Bulan Rajab Untuk Berpuasa
Seperti keterangan diatas bahwa tidak ada penganjuran puasa pada bulan rajab secara khusus, karena tidak ada dalil yang sah mengenai hal itu.

Diriwayatkan dari Khorsyah bin Al-Harr bahwa sayyidina Umar ra pernah memukul tangan-tangan kaum muslim (yang berpuasa pada bulan rajab) hingga menaruhnya di piring-piring mereka, kemudia beliau berkata: “Makanlah! Sesungguhnya ini (Bulan rajab) ialah bulan yang diagung-agungkan oleh orang Jahiliyah” (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Katsir dalam Musnad Al-Faruq)

Imam Abu Syaibah juga meriwayatkan bahwa Ibnu Umar me-makruh-kan puasa pada bulan Rajab.

Tidak Ada Larangan Puasa Bulan Rajab
Imam Ibnu Majah pernah meriwayatkan sbuah hadits dari Ibnu Abbas; “Bahwa Rasulullah SAW melarang untuk berpuasa pada bulan rajab”. Namun status hadits ini pun Dho’if (lemah) dan tidak bias dijadikan argument untuk pelarang puasa pada bulan Rajab. (Nailul Author Juz 4 Hal 331)

Kesimpulan
Kesimpulannya bahwa tidak ada dalil yang melarang puasa Rajab, dan juga tidak ada anjuran khusus untuk berpuasa di hari-hari bulan rajab. Namun hukum asli berpuasa itu dianjurkan sebagaimana disebutkan dalam hadits penganjuran berpuasa pada bulan-bulan haram, dan rajab termasuk dari 4 bulan Haram tersebut. (Imam Nawawi / Srayhun-Nawawi Lil-Muslim jul 8 hal 39)

Amalan Sunnah Bulan Rajab
Dalam bulan Rajab ini ada amalan yang sering dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW setiap masuk bulan Rajab, yaitu membaca Do'a Rajab. redaksi do'anya seperti ini:

اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Allahumma Baarik Lanaa fi Rojaba Wa Sya'baana wa ballighnaa Romadhona.
"yaa Allah berkahilah kami pada bylan Rajab dan bulan Sya'ban ini, dan sampaikanlah (umur) kami sampai bulan Ramadhan"
   
 Wallahu A'lam

Belajar dari Burung Hud-Hud

 Assalammualaikum sobat dakwah, masih ingat kisah burung hud-hud? Artikel kali ini menceritakan tentang kecerdasan  burung hud-hud dalam dakwah di jaman Nabi Sulaiman, semoga bermanfaat yaa, selamat membaca ^^

Umat Islam patut bersyukur karena ajaran dan agama yang dianutnya adalah agama yang telah diridhai oleh Allah Taala.

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Ali Imran:19)

Islam adalah agama para nabi dan umat-umat terdahulu ketika mereka masih lurus menjalankan agama mereka sesuai dengan perintah rasul dan nabi mereka seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah: 132-133 dan ayat136; Ali Imran: 52, 64 dan ayat 84; Al-Maidah: 111. Karena itu, umat Islam kaya akan kisah dan pelajaran dari umat-umat terdahulu. Kisah yang dialami oleh saudaranya seiman dalam menegakkan tauhid dan memakmurkan bumi. Kisah dan kejadian yang dialami umat terdahulu dapat kita lihat pada Kalamullah untuk diambil ibrah dan pelajaran. Kisah merupakan salah satu uslub, metode dalam mendidik umat.
Di antara kisah dan kejadian unik yang ditayangkan dalam Alquran adalah kisah burung Hud-hud dengan nabi Sulaiman as. Seekor burung hud-hud yang melakukan kerja dakwah tanpa ada perintah terlebih dahulu. Ia mengintai suatu aktivitas suatu kaum yang dengan sebab kabar itulah, segolongan umat mendapat hidayah Allah, masuk ke dalam agama Islam.

“Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.”Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.” (An-Naml:22-23)

Tindakan burung Hud-hud janganlah dijadikan dalil untuk tasayyub (lepas kontrol), tetapi harus dipahami dengan positif bahwa yang dilakukan burung Hud-hud merupakan tindakan memanfaatkan furshah -peluang- untuk menjalankan misi dakwah. Dakwah yang diawali dengan mengetahui keadaan spiritual mereka.
Burung Hu-hud tidak keluar dari tujuan pemimpinnya, juga tidak melanggar prinsip-prinsip umum atau mengabaikan perintah lainnya yang lebih utama, tetapi kisah tersebut menunjukkan bahwa pada diri prajurit terdapat ciri yaqdzah (selalu sadar akan misi), diqqah (teliti) dalam beramal dan semangat untuk menyadarkan kaum. Juga menunjukkan bahwa pada diri pemimpin terdapat sifat atau sikap kontrol, ketegasan dan penyelesaian yang tidak sembrono.
Kecerdasan dan kecemerlangan berfikir burung Hud-hud tersebut telah ia manfaatkan untuk mengambil kesempatan untuk mencari berita dan kabar suatu kaum karena ia berkeinginan untuk menyampaikan risalah Islam kepada mereka, mengajak mereka untuk mentauhidkan Allah diserta dengan tindakan yang bijak, presentasi yang gemilang serta keberanian dalam mengemukakan alasan.
Kisah ini banyak mengandung pelajaran kita semua, para dai, pendidik dan pengemban amanah di antaranya:
Seorang dai tentu lebih mulia dari seekor burung Hud-hud yang memiliki inisiatif positif dan mencari-cari kebaikan. Seorang dai lagi mukmin lebih terpanggil untuk berinisiatif dan melakukan perbuatan baik tanpa harus menunggu perintah.
Memandang kepada para pemimping dakwah bahwa tidak seluruh rencana dan program dapat dikerjakan dan dapat dikontrol, karena itu pengarahan terhadap semua perintah dan kebijakan adalah lebih diutamakan. Kita dapat menyimak bahwa Nabi Sulaiman as. yang dikuatkan dengan wahyu Allah swt., jin, burung-burung dan makhluk lainnya tunduk padanya, namun ia tidak mampu mengetahui semua perkara dan tidak mampu menyerap semua informasi. Karenanya ia memerlukan sedikit informasi dari burung yang kecil yang secara positif merupakan masukan besar bagi dakwah.
Dari kisah tersebut kita menyaksikan pengecekkan atas keterlambatan burung Hud-hud. Dengan sikap ijabiyah (positif) yang pada burung Hud-hud, maka alasannya itu diterima.
Di lain pihak, (Sulaiman berkata, “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.) Menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus menerima alasan keterlambatan tersebut dan membatalkan hukuman yang telah ia janjikan karena alasan burung itu. Alasan burung Hud-hud tersebut mengandung kemungkinan benar dan dusta. Tetapi kenyataannya adalah bahwa yang dikabarkan oleh burung hud-hud adalah benar dan dari kabar itulah nabi Sulaiman as. kemudian menyerukan untuk berjihad.
Suatu kekuatan yang dimiliki burung Hud-hud yang digunakan secara positif untuk taat kepada pemimpin, kekuatan ilmu pengetahuan. Sehingga ia selamat dari hukuman berupa siksaan dan penyembelihan dengan ilmu pengetahuan.

“Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.” An-Naml: 22

Keberanian burung Hud-hud untuk berbicara kepada nabi Sulaiman a.s. karena kabar yang dibawa burung Hud-hud merupakan kabar penting.
Pelajaran lain, adalah bahwa kita seharusnya selalu hadir dalam segala aktivitas da’wah, pembinaan dan pelayanan umat. Boleh jadi seseorang tidak pernah absen untuk hadir di setiap pertemuan atau rapat akan tetapi keikutsertaannya di setiap aktivitas, kegiatan khidmat umat tidak kelihatan.
Sebagai pemimpin, dapat mengambil beberapa pelajaran yang dapat dicermati dari sikap dan respon Nabi Sulaiman terhadap kerja burung Hud-hud. Di antara pelajaran itu adalah:
Merasa kehilangan terhadap pengikutnya. Seorang pemimpin harus memperhatikan siapa yang tidak hadir dalam setiap pertemuan dan kegiatan. Karena perhatiannya terhadap kehadiran anggotanya merupakan bagian dari tanggungjawabnya yang harus diemban. Nabi Sulaiman a.s. mempertanyakan ketidakhadiran burung Hud-hud.
Sangat perhatian terhadap perkara. Seorang pemimpin harus memiliki haibah di hadapan anggotanya dengan menyatakan sikap tegasnya di hadapan pengikutnya.

Evaluasi. Seorang pemimpin harus berinisiatif untuk mengevaluasi proses pembinaan, dakwah dan kegiatan pelayanan di tengah umat.
Klarifikasi uzur. Mengklarifikasi alasan alasan anggotanya agar penyikapan dan perlakukan yang akan diambil lebih berdampak positif.

Dengan kerja yang kelihatannya kecil, hanya sekadar mengetahui keadaan dan kondisi keagamaan suatu kaum, dapat menghasilkan prestasi besar, yaitu keislaman Ratu dan rakyatnya, tunduk untuk beribadah kepada Allah bersama nabi Sulaiman a.s.
Karena itu pula dalam dunia peradaban materi kita melihat banyak karya dan hasil penemuan besar awalnya dirintis oleh kerja dan inisiatif satu orang. Hasil kerja seorang ini kemudian didukung dan didanai oleh kelompok atau negara. Seperti penemuan sepeda, lalu mesin cetak, telegraf, bola lampu dan lain-lain. Demikan pula dalam medan dakwah, banyak yang awalnya merupakan terobosan pribadi kemudian menjadi garapan oraganisasi.
Jadi dengan sikap positif seorang dai, pendidik akan banyak amal Islam yang dapat dihasilkan seiring dengan hasil yang gemilang. Di antaranya adalah dengan merasa kurang di hadapan Allah dalam menjalankan semua kewajiban yang telah dibebankan kepadanya, maka akan muncul rasa pada diri seorang mukmin untuk berusaha mengerjakan satu kewajiban dengan sebaik-baiknya dan dengan niat yang lurus. Dengan demikian ia telah mengerti maksud dari taklif Allah, yaitu agar manusia berusaha membaguskan amalnya dengan cara meluruskan niat dan menyesuaikan segala perbuatan dan ibadahnya sesuai dengan syariat
Di antara sikap positif adalah tidak meremehkan perkara kecil, karena seringkali sesuatu yang besar menjadi kecil nilainya karena niat yang kurang ikhlas dan kadang beberapa kalimat akan mendatangkan kebaikan yang banyak karena niat dan keluar dari hati yang tulus. Pernah seorang ulama ditanya, “Sampai kapan Anda terus menulis hadits? Lalu ia menjawab, “Mungkin kalimat yang akan menyelamatkanku masih belum aku tulis.”
Untuk menunjukkan betapa perkara ringan itu tidak boleh dianggap ringan, Rasulullah saw. menegaskan bahwa banyak perkara ringan atau sepele, tetapi di sisi Allah mempunyai bobot pahala dan kebaikan bagi yang melakukannya.

عن أَبِي ذَرّ قالَ قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: تَبَسّمُكَ في وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُكَ بِالمَعْروفِ ونهيُكَ عن المُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وإِرْشَادُكَ الرّجُلَ في أَرْضِ الضّلاَلِ لَكَ صَدَقَةٌ، وبَصَرُكَ لِلرّجُلِ الرّدِيءِ البَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ، وإِمَاطَتُكَ الْحَجَرَ والشّوْكَ والعَظْمَ عن الطّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ، وإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ في دَلْوِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَة. (رواه البخاري والترمذي)
Dari Abu Dzar r.a. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu, perintahmu mengerjakan kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah sedekah bagimu, kamu menunjuki orang yang tersesat juga merupakan sedekah bagimu, membantu orang yang kurang penglihatannya juga merupakan sedekah bagimu, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan juga merupakan sedekah bagimu, kamu menuangkan air dari timbamu ke timba saudaramu juga merupakan sedekah bagimu.” (H.R. Bukhari dan Tirmidzi)

Dalam konteks amar ma’ruf nahyi munkar, maka kita akan menemukan medan dan lapangannya yang cukup luas dan lebar. Di mana kita akan menemukan setiap hari fenomena atau suasana kemungkaran yang mesti kita hilangkan dari masyarakat. Maka dengan kata-kata yang bijak kita dapat menuliskan keprihatinan kita atau analisa kritis kita di meda cetak. Atau sekadar mendukung artikel bagus yang mengangkat permasalahan yang sedang kita cermati. Atau mungkin dengan mengirimkan surat ke pejabat atau wakil kita di DPR pusat maupun daerah. Yang penting dalam diri seorang dai adalah keinginan dan kemauan untuk mengadakan perubahan ke arah positif dengan cara yang dapat ia tempuh sebatas otoritas yang ia miliki. Karena itu keberadaan kita pada posisi yang memiliki otoritas yang luas dan besar akan membantu dan mengefektifkan usaha dakwah dalam perbaikan masyarakat.
Meskipun dengan menjadi ketua RT atau RW kita dapat lebih maksimal dan efektif untuk membuat perubahan di lingkungan sekitar tempat tinggal kita, kenapa kita tidak lakukan? Kenapa kita tidak peduli dengan hal ini, sehingga membiarkan posisi itu dipegang atau berada pada orang yang pemahaman Islamnya masih minim.
Atau posisi struktural di tempat pekerjaan yang menyebabkan kita memiliki otoritas terhadap bawahan kita, maka merupakan suatu bekal dan modal untuk menjadi bagian dari perubahan di tempat tersebut. Perubahan menuju lebih baik. 

Wallahu alam bis shawab


Mengatasi Dilema dan Galau

Assalammualaikum sahabat dakwah, pernah ngalamin yang namanya ANDILAU? Antara Dilema dan Galau? Kayanya lagi jadi trending topic ya di beberapa sosial media, Sebenarnya apa sih arti kata galau ? Menurut Kamus Bahasa Indonesia, galau berarti keadaan pikiran yang tak keruan. Pikiran tak keruan, tentu hati pun tak tenang. Hati yang tak tenang, resah, gelisah tentu bukanlah hati yang sehat.

Nah, yang kayak gini juga pernah menghinggapi shahabat Rasulullah yang bernama Abu Umamah. Abu Umamah duduk dengan air muka yang lesu di dalam masjid, padahal ketika itu biasanya seluruh penduduk Madinah sedang berada dalam kesibukan, baik bertani, berdagang, maupun  mengurus keperluan rumah tangga. Rasulullah kemudian bertanya ada apakah gerangan dengan shahabat tersebut. Abu Umamah kemudian mengatakan pada Rasulullah bahwa ia dalam keadaan yang sangat berat, gelisah, juga terlilit hutang.
Rasulullah SAW kemudian mendekati shahabatnya tersebut dan berkata, “Bukankah aku telah mengajarkanmu sebuah ucapan yang bila kamu mengucapkannya maka Allah akan menghilangkan kesedihan dan melunaskan hutangmu?”
Mau tahu, apa yang pernah diajarkan Rasulullah kepada shahabatnya? Nah, inget-inget ya Sobat. Jangan lupa kayak shahabat Rasul yang satu ini. Nah, ini dia nih doa yang pernah diajarkan Rasulullah SAW, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kesusahan, berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, berlindung kepada-Mu dari kebakhilan dan ketakutan, dan berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang” (HR Abu Daud).
Doa ini diajarkan Rasulullah untuk diucapkan setiap pagi dan petang. Hasilnya… beberapa waktu kemudian, Abu Umamah telah kembali terlihat cerah-ceria dan mengaku bahwa semua kesulitannya telah hilang.
...Doa ini adalah jembatan perlindungan dari rasa malas dan kejenuhan, agar segala urusan kita dimudahkan dan terhindar dari segala bentuk bencana...

Selain itu, yuk kita coba buka Al Qur’an kita… :D simak beberapa ayat berikut:
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar…”( Q.S at Thalaq [65]:2)
“ Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar… (Q.S Al Baqarah[2]: 155).
“Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. ”(Q.S Hud[11]:115)
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S Al Insyirah [94]: 5-6)
“…Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (Q.S at Thalaq [65]:3)
Takwa, sabar, dan tawakal adalah obat galau. Yakinlah bahwa kesulitan tak pernah berdiri sendiri, selalu ada solusi, bahkan mungkin ada banyak solusi! Tak usah galau, tak perlu meratap, karena di balik setiap kejadian selalu bertabur hikmah.
Kembalikan semua urusankepada Allah. Bukankah Allah adalah Al Wakil (Yang mengurus hamba-Nya)? Sungguh, Allah tak pernah meninggalkan kita, tak pernah menutup pintu rizki untuk hamba-hamba-Nya… Bukankah Allah adalah As Shamad (tempat bergantung segala sesuatu)? Bersandarlah pada Allah, mohonkan segalanya hanya kepada Allah.
Ridhalah dengan segala kehendak dan ketetapan-Nya, karena boleh jadi kita tidak menyukai sesuatu padahal itu baik untuk kita. Yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya, sedangkan pengetahuan kita tentang hakikat baik sangatlah terbatas.
Subhanallah… Betapa obat galau bertaburan dalam Al Qur’an. Tapi sayangnya, Al Qur’an seringkali kita lupakan. kita lebih memilih internetan daripada membuka Al Qur’an. Ditambah lagi semua provider sangat gencar berpromosi dengan slogan anti galau, bebas galau, ditambah gratis social network,dan serba gratis lainnya.Ahh..kita pun semakin asik internetan, sementara Al Qur’an kian terpinggirkan…
Andaikan Rasulullah masih hidup, dapat dibayangkan betapa sedih dan pedihnya hati Rasulullah melihat keadaan umat islam sekarang ini… Umatnya yang jauh dari Al Qur’an, mengabaikan Al Qur’an…
”Dan Rasul berkata,”Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan AlQur’an ini diabaikan.” ( Q.S Al Furqan [25]:30)

Adakah kita meluangkan waktu kita untuk Al Qur’an? Adakah kita menghiasi hari-hari kita dengan Al Qur’an? Adakah kita mencari solusi drama kehidupan kita dalam Al Qur'an? Karena sungguh, obat segala penyakit hati ada dalam Al Qur’an.
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran Al Qur’an dari Tuhanmu, penyembuh penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”(Q.S Yunus[10]:57)

Semoga sobat dakwah bebas dari penyakit dilemma dan galau yaa, Nice try :D


Hadist mengenai Sabar

Assalammualaikum pecinta dakwah, berikut ini adalah hadist-hadist mengenai sabar, semoga bermanfaat ya ^^

Sebelum membahas mengenai hadits-hadits tentang sabar, mari kita simak dahulu firman Allah SWT dalam beberapa ayat Al-Qur’an berikut ini:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu…” (QS. Ali Imran: 200)
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾
“Sungguh, akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ ﴿١٠﴾
“…Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ﴿٤٣﴾
“Tetapi, orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya, (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. Asy-Syuura: 43)
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣﴾
“…Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ
“Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu…” (QS. Muhammad: 31)
Dan, masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi perintah untuk bersabar serta menjelaskan keutamaan sabar. Mari kita mulai bahas mengenai hadits tentang sabar.
وعن أبي مالك الحارث بن عاصم الأشعري رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الطهور شطر الإيمان والحمد لله تملأ الميزان وسبحان الله والحمد لله تملآن أو تملأ ما بين السموات والأرض والصلاة نور والصدقة برهان والصبر ضياء والقرآن حجة لك أو عليك كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقها أو موبقها رواه مسلم
Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat subhanallah dan alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya, dan ada pula yang menghancurkan dirinya.” (HR. Muslim)

Pelajaran dari Hadits:
  1. Wudhu memiliki kedudukan yang utama dalam Islam. Ia menjadi syarat sahnya shalat.
  2. Dzikir adalah amal ibadah yang utama.
  3. Hadits di atas mengandung anjuran untuk memperbanyak shalat, karena shalat adalah cahaya yang menerangi kehidupan seorang muslim. Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, juga akan membimbing orang yang mendirikannya untuk mengikuti kebenaran dan mencegah kerusakan.
  4. Sabar adalah sifat yang utama.
  5. Al-Qur’an adalah sumber hukum yang pertama dan utama, tempat kembali saat terjadi pertikaian, dan undang-undang bagi umat Islam.
  6. Melalui sabdanya, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak sedekah, karena sedekah adalah bukti kejujuran dan keikhlasan seorang muslim.
  7. Setiap manusia harus bekerja dan mencari rezeki agar tidak tergantung atau meminta-minta pada orang lain.
  8. Setiap muslim harus mengisi usianya dengan berbagai aktivitas ibadah kepada Allah SWT

Hadits ke-2
وعن أبي سعيد بن مالك بن سنان الخدري رضي الله عنهما أن ناسا من الأنصار سألوا رسول الله صلى الله عليه وسلم فأعطاهم ثم سألوه فأعطاهم حتى نفد ما عنده فقال لهم حين أنفق كل شيء بيده ما يكن من خير فلن أدخره عنكم ومن يستعفف يعفه الله ومن يستغن يغنه الله ومن يتصبر يصبره الله وما أعطى أحد عطاء خيرا وأوسع من الصبر متفق عليه
Abu Sa’id, Sa’d bin Sinan Al-Khudri RA berkata bahwa beberapa orang Anshar meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW. Rasulullah memberinya, hingga apa yang ada padanya habis. Lalu, beliau bersabda kepada mereka ketika beliau menginfakkan semua yang ada di tangannya. “Aku tidak akan menyimpan harta yang ada padaku. Barangsiapa yang menjaga dirinya dengan tidak meminta-minta, maka Allah akan menjaganya. Siapa pun dari kalian yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya. Barangsiapa yang berlatih untuk bersabar, niscaya Allah memberikan kesabaran kepadanya. Dan, tidak ada nikmat yang lebih baik dan lebih luas, yang diberikan kepada seseorang, selain kesabaran.” (Muttafaq ‘alaih)

Pelajaran dari Hadits
1.    Hadits ini menjadi satu bukti bagi setiap muslim bahwa mereka harus memiliki sifat-sifat yang terpuji, seperti mudah memaafkan dan suka berinfak.
2.    Adapun yang dimaksud dengan kaya bukan kaya harta, melainkan kaya hati.
3.    Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menerima nikmat yang telah Allah berikan kepadanya dan bersikap qana’ah, serta menjauhi sikap meminta-minta.
4.    Sifat dan akhlaq terpuji dapat diperoleh dengan kesabaran.

Hadits ke-3
وعن أبي يحيى صهيب بن سنان رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له رواه مسلم
Abu Yahya, Shuhaib bin Sinan RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh unik urusan orang yang beriman itu. Semua urusannya, baik baginya. Hal itu hanya dimiliki oleh orang yang beriman. Jika dia memperoleh kegembiraan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (Muslim)

Pelajaran dari Hadits
1.    Kehidupan seorang muslim, baik senang maupun susah, adalah kebaikan dan bernilai pahala di sisi Allah.
2.    Seorang mukmin sejati akan bersyukur kepada Allah di waktu senang dan bersabar di waktu susah, sehingga ia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sementara itu, orang yang imannya lemah akan menggerutu dan marah ketika ditimpa musibah, sehingga ia mendapatkan dua keburukan, yakni kesulitan hidup dan dosa karena ketidaksabarannya. Ia juga tidak bisa mengukur besarnya nikmat yang telah Allah berikan kepadanya, sehingga tidak bisa mensyukuri dan melaksanakan kewajibannya. Oleh karena itu, nikmat yang ada padanya berubah menjadi bencana


Hadits ke-4
وعن أنس رضي الله عنه قال لما ثقل النبي صلى الله عليه وسلم جعل يتغشاه الكرب فقالت فاطمة رضي الله عنها واكرب أبتاه فقال ليس على أبيك كرب بعد اليوم فلما مات قالت يا أبتاه أجاب ربا دعاه يا أبتاه جنة الفردوس مأواه يا أبتاه إلى جبريل ننعاه فلما دفن قالت فاطمة رضي الله عنها أطابت أنفسكم أن تحثوا على رسول الله صلى الله عليه وسلم التراب رواه البخاري

Anas RA berkata, “Ketika sakit Nabi SAW bertambah parah, beliau diliputi beberapa penderitaan. Fatimah RA berkata, ‘Alangkah hebatnya penderitaan Ayah.’
Rasulullah SAW bersabda, ‘Setelah hari ini, Ayahmu tidak akan mendapatkan penderitaan lagi.’
Ketika Rasulullah SAW meninggal dunia, Fatimah berkata, ‘Ayah, engkau telah menyambut panggilan Tuhan. Ayah, surga Firdauslah tempatmu. Ayah, kepada Jibril aku ucapkan berita kematian ini.’
Ketika Rasulullah SAW dimakamkan, Fatimah berkata, ‘Apakah kalian tidak merasa berat hati menaburkan debu kepada Rasulullah SAW?’”

Pelajaran dari Hadits
1.        Seorang yang sedang sakit diperbolehkan mengeluhkan sakit yang dirasakannya.
2.        Diperbolehkan menyebutkan sifat-sifat baik orang yang sudah meninggal.
3.        Hadits ini menjadi bukti kesabaran Nabi SAW saat menghadapi sakaratul-maut.

Hadits ke-5
وعن أبي زيد أسامة بن زيد حارثة مولى رسول الله صلى الله عليه وسلم وحبه وابن حبه رضي الله عنهما قال أرسلت بنت النبي صلى الله عليه وسلم إن ابني قد احتضر فاشهدنا فأرسل يقرئ السلام ويقول إن لله ما أخذ وله ما أعطى وكل شيء عنده بأجل مسمى فلتصبر ولتحتسب فأرسلت إليه تقسم عليه ليأتينها فقام ومعه سعد بن عبادة ومعاذ ابن جبل وأبي بن كعب وزيد بن ثابت ورجال رضي الله عنهم فرفع إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم الصبي فأقعده في حجره ونفسه تقعقع ففاضت عيناه فقال سعد يا رسول الله ما هذا فقال هذه رحمة جعلها الله تعلى في قلوب عباده وفي رواية في قلوب من شاء من عباده وإنما يرحم الله من عباده الرحماء متفق عليه
Abu Zaid, Usamah bin Zaid bin Haritsah RA [1], berkata, “Putri Rasulullah [2] mengutus seseorang untuk menyampaikan pesan kepada Nabi SAW., ‘Bahwa anakku sedang sekarat. Karena itu, jenguklah ia.’
Nabi hanya mengirim salam dan berkata, ‘(Katakan kepadanya), “Sesungguhnya, Allah berhak mengambil dan memberi. Segala sesuatu ada batasnya. Hendaknya ia bersabar dan mengharap pahala dari Allah.”’
Sekali lagi, putri Rasulullah mengirim utusan, memohon kepada Nabi untuk datang menjenguk. Lalu, Rasulullah berangkat bersama Sa’d bin Ubadah RA, Muadz bin jabal RA, Ubay bin Ka’b RA, Zaid bin Tsabit RA, dan sejumlah sahabat.
(Sesampainya di rumah Zainab) anak perempuan yang sedang sakaratul-maut itu didudukkan di pangkuan Nabi SAW., dan napasnya sudah tersengal-sengal. Melihat hal itu, Zainab menangis.
Sa’d bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa ini?’
Rasulullah SAW menjawab, ‘Ini adalah kasih sayang yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya.’”
Di dalam riwayat lain disebutkan, “Pada hati hamba yang dikehendaki-Nya, Allah mengasihi hamba-hamba-Nya yang memiliki kasih sayang.” (Muttafaq ‘alaih)

Pelajaran dari Hadits
1.        Diperbolehkan mengundang orang-orang shalih saat salah satu anggota keluarga sedang sekarat. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan berkah dan doa mereka, bahkan diperbolehkan meminta kehadiran mereka dengan sumpah.
2.        Orang-orang yang diundang, dianjurkan untuk memenuhi permintaan yang disertai dengan sumpah.
3.        Rasulullah SAW menganjurkan untuk bersikap lembut, mengasihi, dan menyayangi makhluk Allah.
4.        Selain mengandung anjuran, hadits tersebut juga mengandung peringatan untuk menjauhi hati yang keras.
5.        Diperbolehkan menangisi orang yang meninggal selama tidak meraung-raung.
6.        Berusahalah meringankan kesedihan orang yang sedang tertimpa musibah.


Catatan Kaki:
[1] Ia adalah budak yang dimerdekakan oleh Raulullah. Ia dan ayahnya sangat disukai oleh Rasulullah saw.
[2] Zainab



Apapun peranmu, surga obsesimu..!

Assalammualaikum sahabat dakwah, artikel yang satu ini sangat menarik loh ^^, bagaimana kita berperan di dunia dengan rezeki yang barokah, yang tentu saja dapat mengantarkan kita pada JannahNya, mau tau?
so let's checked this out,
Banyak sekali peran di dunia ini. Menjadi seorang pelajar, public figure, politikus, wartawan, guru, dsb. Mereka memilih perannya masing-masing. Mereka memiliki tujuan yang berbeda satu sama lain. Jika keadaan terpuruk tak sedikit dari mereka memilih peran yang tidak halal. Tanpa disadari mereka memakan rezeki yang tidak barokah. Sikap pun menjadi tidak bermoral. Naudzubillah.
ALLAH menyediakan segala macam kenikmatan, rezeki dan rahmatNYA yang tiada henti untuk setiap makhlukNYA di muka bumi, tanpa terkecuali. Manusia sebagai makhluk yang dianugerahi akal dan pikiran semestinyalah menjaga segala keseimbangan yang ada di muka bumi. Jika keseimbangan itu sedikit berubah niscaya banyak bencana yang datang.
Manusia memiliki peran yang luar biasa besar untuk terus memberikan kesejahteraan pada sesamanya. Setiap yang kita lakukan seharusnya memiliki tujuan. Diawali dengan niat yang baik, dalam proses yang baik, sedangkan hasil serahkan pada yang kuasa. Banyak orang yang menginginkan hasil yang baik, diawali dengan niat yang baik namun melalui proses yang tidak baik.
Seperti kisah seseorang yang dianggap Hero, karena peduli pada rakyat kecil dan tidak menyukai pemerintahan. Hero ini selalu berkeliaran setiap malam. Ketika orang-orang sedang tertidur lelap. Mencuri harta benda orang-orang kaya. Dan paginya dibagikan kepada rakyat kecil. Setujukah Anda dengan cara Hero ini?
Meskipun niat dan tujuannya baik untuk menolong rakyat kecil. Namun caranya salah. Tetap itu tidak barokah dan sia-sia.
Banyak di sekitar kita yang tidak lagi mempedulikan halal atau tidaknya sebuah pekerjaan yang digelutinya saat ini. Mereka tidak pikir panjang apa dampak dari perbuatannya tersebut. Jadi jangan salahkan jika generasi muda saat ini banyak yang sulit diatur, dan bertindak semaunya. Karena di dalam tubuh mereka mengandung rezeki yang tak halal. Naudzubillah
Kembali kepada niat, agar ALLAH senantiasa meridhai setiap usaha kecil yang kita lakukan. Setiap usaha yang kita lakukan kita niatkan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Kita niatkan agar kita doa-doa kita mudah dikabulkan. Agar ALLAH tidak menjatuhkan bencana karena murkaNYA kepada kita. Agar banyak generasi muda yang berakhlaqul kharimah.
Menjadi guru kita niatkan untuk mencerdaskan bangsa…
Menjadi penulis kita niatkan untuk menginspirasi banyak orang…
Menjadi pelajar kita niatkan untuk menjalankan amanah orang tua…
Menjadi wirausahawan kita niatkan untuk mandiri secara finansial…
Dan segala macam peran yang kita lakukan kita niatkan semata-mata hanya untuk mendapatkan ridhaNYA. Dengan cara yang disukaiNYA.
Surgakan Peranmu. Raih puncak bahagia penuh barokah. Tapaki peran, bahkan syukuri kegagalan sebagai pertolongan yang menyelamatkan. (Solikhin Abu Izzudin)
Pak Solikhin Abu Izzudin dalam buku HERO mempunyai rumusnya untuk mengemas dan mendesain peran sebagai jalan menuju syurga.
  • Clean, bersih dan berintegritas moral, shalih ritual alias shoolihun linafsih
  • Care, peduli sesama, berobsesi untuk selalu memberikan yang terbaik, give the best, shalih sosial alias naafi’un lighoirih
  • Competence, mampu mengemban amanah dengan handal dan profesional, service excellent.
Bukan peran yang kita permasalahkan dan kita keluhkan. Ubahlah cara kita menjalani peran itu. Jalani dengan penuh kesyukuran, keikhlasan. Semoga kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Apapun peranmu, surga obsesimu..!
Wassalammualaikum :D
nantikan artikel-artikel selanjutnya yang lebih menarik :D